Selamat Datang di Betho Rolando Blogger

"Mari kita belajar bersama untuk mewujudkan impian kita"

Mudah patah semangat?
Belajarlah dari tikus. Udah sering dijebak, diracun, dan dikejar mati2an mereka tetap aja bisa bertahan!

Selasa, 03 Januari 2012

Tugas Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial


Tugas Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial:
1)    Pendekatan Residual
2)    Pendekatan Instutisional
3)    Pendekatan Ddevelopmental (Pengembangan)

1.  Pendekatan Residual
Pandangan residual menyatakan bahwa pelayanan social baru perlu diberikan hanya apa bila kebutuhan individu tidak dapat di penuhi dengan baik oleh lembaga – lembaga yang ada di masyarakat, seperti institusi keluarga dan ekonomi pasar. Bantuan financial dan social sebaiknya diberikan dalam jangka pendek,pada masa kedaruratan ,dan harus di hentikan manakala individu atau lembaga-lembaga kemasyarakatan tadi dapat berfungsi kembali. Di Amerika Serikat ,program-program Bantuan Public (public assistance), seperti Supplemental Security Income (SSI),General Assistance,Medicaid,Food Stamps,Housing Assistance,dan Aid to Families with Dependent Children (AFDC) –kini menjadi Temporary Assistance for Needy Families (TANF) (Chambers,2000),adalah beberapa contoh program residual dalam penanggulan kemiskinan.

Perspektif residual sangat dipengaruhi ideology konservatif (berasal dari kata kerja “to conserve” atau “ memelihara” atau “mempertahankan”) yang cenderung menolak perubahan (Parsons et.al.,1994; Zastrow,2000). Menurut ideology ini tradisi dan kepercayaan yang berubah cepat akan menghasilkan dampak negative, ketimbang positif. Dalam konteks ekonomi, penganut konservativ melihat bahwa pemerintah tidak perlu melakukan intervensi terhadap bekerjanya pasar. Dari pada mengatur bisnis dan industry,pemerintah lebih baik mendukungnya melalui pemberian insentif pajak. Ekonomi pasar bebas adalah cara paling baik untuk menjamin kemakmuran dan pemenuhan kebutuhan individu. Welfare state yang berwajah rudimentary, selektivitas dan melibatkan pendekatan means-tested kemudian di yakini oleh parah residualist sebagai model yang tepat dijalankan dalam system kesejahteraan social suatu negara (lihat Spicker,1995; Suharto 2005c).

Perspektif residual sering disebut sebagai pendekatan yang “menyalahkan korban” atau blaming the victim approach. Masalah sosial , termasuk kemiskinan,disebabkan pleh kesalahan-kesalahan individu dan karenanya menjadi tanggung jawabnya dirinya, bukan system sosial. Metode pekerjaan sosial dalam mengatasi masalah sosial melibatkan pendekatan klinis dan pelayanan langsung yang ditujukan untuk membantu orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Program-program pengentasan kemiskinan yang bergaya Jaring Pengaman Sosial (JPS) atau subsidi BBM adalah “ anak kandung” faham residual. Penerima pelayanan sosial di anggap sebagai klien,pasien,orang yang tidak mampu menyesuaikan diri atau bahkan penyimpang (deviant) (Parsons et.al.,1994)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar